
Teknologi AI: Harapan atau Ancaman? Ini Kata Kaprodi Magister TI UNPAB
- timredaksi Rabu, 04 Juni 2025
Medan, 17 mei 2025 – Teknologi kecerdasan buatan (AI) kian berkembang dan merambah berbagai sektor, termasuk pendidikan, bisnis, hingga gaya hidup digital masyarakat. Salah satu teknologi AI yang populer saat ini adalah ChatGPT, sebuah chatbot berbasis pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) yang dikembangkan oleh OpenAI.
Namun, semakin luasnya pemanfaatan ChatGPT juga memunculkan pro dan kontra. Sebagian pihak menilai kehadiran AI seperti ChatGPT sangat membantu dalam produktivitas dan pembelajaran, sementara pihak lain menilai ada potensi penyalahgunaan yang perlu diwaspadai.
Terkait hal ini, Dr. Zulham Sitorus, S.Kom., M.Kom, selaku Koordinator Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB), turut memberikan pandangannya.
“Saya berikan satu contoh, ChatGPT itu bagus tapi ada kelemahannya. ChatGPT belum bisa dikatakan sempurna karena dia tidak bisa mendeteksi siapa diri saya. Karena namanya algoritma, dia hanya bisa merespons sesuai input dari penggunanya.”, ujar Dr. Zulham dalam wawancara langsung.
Beliau menegaskan bahwa meskipun ChatGPT memiliki banyak keunggulan, penggunaannya tetap harus berada dalam koridor yang bijak dan bertanggung jawab.
ChatGPT itu bagus kalau digunakan dan dimanfaatkan dengan baik. Tapi kalau dipergunakan untuk tindakan yang salah, tentu tidak baik,” tambahnya.
Sebagai akademisi dan praktisi teknologi informasi, Dr. Zulham juga mendorong mahasiswa dan masyarakat luas untuk tidak hanya menggunakan AI sebagai alat bantu semata, tetapi juga memahami cara kerjanya dan mengevaluasi secara kritis informasi yang diberikan oleh mesin.
“Penggunaan ChatGPT itu bagus, apalagi kalau tujuannya untuk membantu memahami materi atau memperdalam pengetahuan. Tetapi tetap harus ada literasi digital yang kuat agar tidak bergantung secara buta pada teknologi,” tutupnya.
komputer,magister,unpab