MAHASISWA/I UNPAB HADIRI TAUSIYAH BANGSA SERUMPUN INDONESIA MALAYSIA

  • timredaksi   Sabtu, 12 Nopember 2022

  Berlokasi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kota Medan, Mahasiswa/i Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan, ikuti Tausiyah Bangsa Serumpun Indonesia dan Malaysia. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah silaturahmi antar dua negara Indonesia dan Malaysia. Jumat, 11 November 2022.

   Pentausiah asal Malaysia, Dr. H. Maimun Aqsha Lubis Bin Abidin Lubis, Ph.D., D. Ed., M.Ed menyampaikan, "apa yang menyebabkan Indonesia dan Malaysia dianggap sebagai negara serumpun dan secara letak geografis, Malaysia adalah negara tetangga yang terletak paling dekat dengan wilayah Indonesia. Maka dari itu, Indonesia dan Malaysia mempunyai sedikit kesamaan. Indonesia dan Malaysia memiliki latar belakang budaya atau pun bahasa sehari-hari yang hampir serupa. Sekadar informasi, Malaysia menggunakan bahasa Melayu yang hampir mirip dengan penggunaan bahasa Indonesia."

"Selain itu, kuliner dan makanan di Malaysia juga tidak jauh berbeda dengan makanan-makanan yang ada di Indonesia. Sekadar informasi, Malaysia menggunakan bahasa Melayu yang hampir mirip dengan penggunaan bahasa Indonesia. Dalam konteks Alam Melayu-Nusantara tercetus hubungan persamaan sebagai “Bangsa Serumpun” antara Indonesia dengan Malaysia sejak zaman ke zaman," Lanjutnya.

"Pada awalnya pemahaman Malaysia terhadap Indonesia dapat dikatakan berangkat dari identitas keserumpunan, hubungan adik kakak ataupun hubungan sedarah. Pemahaman ini yang juga diikuti Indonesia, berasal dari kenyataan bahwa Malaysia merdeka setelah Indonesia, dalam sejarahnya ada hubungan saling membantu, dan ada perasaan senasib sepenanggungan sebagai negeri yang terjajah. Kedua negara dikenal sebagai negara serumpun karena memiliki banyak kesamaan akar budaya, sejarah kerajaan­, agama, bahkan keturunan yang sama. Kondisi ini menyebabkan kedua negara pada awalnya memiliki identitas bersama atau collective identity yang memudahkan mereka dalam berhubungan dan menyelesaikan masalah di antara keduanya," Ucap Maimun Aqsha.

"Perkembangan pendidikan di suatu daerah tidak terlepas dari perkembangan budaya/lingkungan yang berlaku di daerah setempat. Semakin bagus budaya/lingkungan yang orang tua juga turut berperan aktif, maka semakin bagus juga perkembangan pendidikan seseorang. Untuk mewujudkan budaya yang bagus tidak terlepas dari turut andilnya pemerintah dalam menciptakan budaya di daerahnya atau negara. Hendaknya tenaga kependidikan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terasa begitu cepat. Jika tenaga kependidikan tidak cepat beradaptasi akan tertinggal terhadap perkembangan zaman yang begitu cepat," Ucap Maimun Aqsha dalam tausiyah penutupnya.