UNPAB dan Harian WASPADA Gelar Webincang Series

  • timredaksi   Jumat, 28 Januari 2022

UNPAB, 27 Januari 2022-,Fakultas Agama Islam dan Humaniora Universitas Pembangunan Pancabudi (UNPAB) Medan bekerjasama dengan Harian Waspada, menggelar Webincang Series dengan tema Optimalisasi Peran Media Massa Dalam Pendidikan dan Humaniora, bertempat di Gedung Perpustakaan UNPAB, Kamis (27/1).

Webincang Series menghadirkan tiga narasumber yakni Dr H Dedi Sahputra MA dari Harian Waspada, kemudian Ir H Mukhlis Malik M Sos dari Prodi Ilmu Filsafat UNPAB dan Juli Susanti SPd dari Prodi Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini, dengan Moderator Suryo Adi Sahfutra SThI MHum.

Juli Susanti SPd, dalam materinya Membumikan Dongeng Lewat Media Massa menyampaikan, di tengah era digital saat ini dongeng sempat kehilangan eksistensinya, hingga masyarakat menyadari nilai-nilai budaya
yang sedikit demi sedikit tergerus arus globalisasi.

“Di situlah bermunculan upaya-upaya pengembalian nilai-nilai moral bangsa. Dongeng menawarkan banyak manfaat dalam hal ini, mulai dari hiburan, strategi pembelajaran, pendidikan karakter, dan masih banyak lagi yang dongeng sumbangsih kan untuk mengembalikan budaya bangsa,” ujarnya.

Sejalan dengan globalisasi, kata dia, para pendongeng mulai akur dengan media massa dan mencoba membumikan dongeng melalui media massa.

“Sebagai generasi milenial, sudah pasti kita sangat akrab dengan ragam media massa. Mulai dari media cetak, media audio dan visual, media internet dan lain-lain. Berbagai media massa tersebut seyogianya bermanfaat dalam kehidupan,” ujarnya.

Ia mengatakan, dengan media massa kita dapat mempercepat penyebaran berbagai informasi kepada masyarakat luas. “Untuk itu, membumikan dongeng melalui media massa adalah langkah yang tepat untuk mengangkat kembali dunia perdongengan di era digital ini,” pungkasnya.

Ir H Mukhlis Malik M Sos, lewat materinya Peran Media Massa Dalam Pengembangan Filsafat dan Tasawuf menyampaikan, sejatinya mahasiswa filsafat memang harus banyak membaca untuk menguatkan argumentasi dalam setiap opininya.

“Namun bukan berarti bahwa mahasiswa filsafat adalah orang-orang yang mengucilkan diri untuk terus tenggelam dalam pertanyaan- pertanyaan eksistensial mengenai dirinya. Bahkan, mahasiswa filsafat dikenal sebagai mahasiswa yang sangat mudah bergaul dengan mahasiswa lintas bidang karena memang filsafat menuntut mereka untuk membuka diri,” katanya.

Dikatakannya, meskipun ilmu filsafat dianggap tidak punya manfaat yang bisa dirasakan secara empiris. Namun di kalangan para akademisi, filsafat dikenal sebagai induk dari segala ilmu.

Dr H Dedi Sahputra MA mengatakan, berbicara tentang media, maka akan ada dua turunannya, yakni media massa dan media sosial, yang keduanya berfungsi untuk mendistribusikan informasi.