Wisuda UNPAB Ke 63 - Etnis Melayu hingga Momen Haru

  • doni   Selasa, 21 Januari 2020

Suasana gembira di saat prosesi wisuda 803 lulusan Universitas Pancabudi (Unpab), Sabtu (18/1), di Gedung Selecta Medan, mendadak sedih. Pasalnya, seorang ibu maju ke depan di saat nama putrinya dipanggil. Ibu tersebut mewakili putrinya bernama Novi Widiyanti, program studi sistem komputer yang wafat pada November lalu.

Novi Widiyanti telah mampu menyelesaikan skripsi dan harusnya diwisuda bersama ratusan teman-temannya. Tampak, ibu yang bernama Aminah itu tidak bisa membendung air matanya hingga tumpah di hadapan Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM dan Pembina Yayasan Profesor Haji Kadirun Yahya Hj Sri Hayati.

Sontak seluruh wisudawan beserta orang tua mahasiswa terharu dan tidak sedikit yang meneteskan air mata.

“Anak saya meninggal dunia pada 8 November 2019 lalu. Anak saya sakit sejak September setelah ia menyelesaikan skripsi,” jelas Aminah sembari tak mampu menahan tangis.

Aminah menyebutkan bahwa sakitnya hanya sebentar, anaknya mengalami demam kemudian dengan waktu yang tidak lama juga mengakibatkan komplikasi.

“Mewakilinya pada acara wisuda ini perasaan saya campur aduk, saya tidak tau apakah saya senang atau saya sedih, saya tidak tau,” ungkapnya sambil terisak.

Pihak universitas memberikan penghargaan khusus buat mahasiswi yang selama hidupnya mengenyam pendidikan di Unpab termasuk anak yang baik itu.

Piagam langsung diserahkan Rektor Unpab kepada ibu Aminah dan dilanjutkan dengan memberikan bunga agar ibu Aminah semangat dan juga sebagai simbol penghargaan buat putrinya yang telah mampu menyelesaikan skripsi dan lulus dengan baik.

“Kita apresiasi mahasiswi kita yang telah meninggal dunia dimana ibunya yang mewakilinya pada wisudanya hari ini,” papar Rektor.


Sebelumnya, Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM dalam pidatonya di depan wisudawan mengingatkan, bahwa tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan pendidikan tinggi. Ini agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan.

“Pesatnya perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh terhadap karakteristik pekerjaan yang ada saat ini, dimana ketrampilan dan kompetensi menjadi hal pokok yang perlu diperhatikan. Karena di era revolusi industri 4.0 integrasi pemanfaatan teknologi serta internet yang begitu canggih dan masif juga sangat mempengaruhi adanya perubahan perilaku dunia usaha dan dunia industri, perilaku masyarakat dan konsumen pada umumnya,” kata Isa.

Dia mengatakan, karakteristik di era revolusi industri tersebut meliputi digitalisasi, optimation dan cutomization produksi, otomasi dan adaptasi, interaksi antara manusia dengan mesin, value added services and business, automatic data exchange and communication, serta penggunaan teknologi informasi.

“Oleh karena itu, dunia pendidikan dan industri harus mampu mengembangkan strategi transformasi industri dengan mempertimbangkan sektor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya. Tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Pendidikan Tinggi agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan,” tandas rektor.

Sementara itu, dari 803 wisudawan sebanyak 11 di antaranya dinyatakan sebagai lulusan dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) terbaik. Yaitu, Eko Wardana Surya Garnadhi dari Magister Ilmu Hukum dengan IPK 3,96, Diah Fatmawati Argona dari Ilmu Hukum dengan IPK 3,78, Ridho Kurniawan Syahputra dari Manajemen dengan IPK 3,78, Fitria dari Akuntansi IPK 3,85, Diarman dari Ekonomi Pembangunan IPK 3,83, Nuri Junita dari Sistem Komputer IPK 3,93, Retno Wahyuningsih dari Agroteknologi IPK 3,66, Rika Adelina dari Peternakan IPK 3,62, Mhd Angga Zaila Khatami dari Teknik Arsitektur 3,53, Nurul Hidayati dari Pendidikan Agama Islam IPK 3,69, Lena Anggraini Lubis dari Perpajakan dengan IPK 3,71.

Pada wisuda kali ini, para wisudawan/wisudawati mengenakan toga bernuansa Melayu dengan ikat kepala khas adat Melayu. Begitu juga para civitas Unpab mengenakan pakaian adat Melayu. Uniknya dekorasi pada acara wisuda itu juga dihiasi ornamen khas Melayu yang dominan berwarna hijau dan kuning.

Di sela-sela wisuda, Rektor Unpab Dr H M Isa Indrawan juga menandatangani notakesepahaman kerjasama dengan sejumlah Kesultanan di Sumut.