Siapkan Sarjana Unggul dan Berkebangsaan di Era Milenial Unpab Lakukan Perubahan Komprehensif

  • doni   Senin, 09 September 2019

Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan melakukan perubahan secara komprehensif pada seluruh sendi proses akademiknya. Ini sebagai upaya mempersiapkan sarjana unggul dan berkebangsaan di era milenial.

Hal itu diungkapkan Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM saat menyampaikan pidato pada wisuda 1.218  lulusan Program Pascasarjana  (PPs), sarjana dan diploma Unpab, di Gedung Selecta, Jalan Listrik Medan, Sabtu (7/9). Wisuda berlangsung selama dua hari (6-7 September).

Di sela-sela acara wisuda, Unpab menandatangani naskah kesepahaman kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Golden Great Borneo dan Pemko Tanjung Balai. MoU ditandatangi Rektor Unpab HM Isa Indrawan, pimpinan PT Golden Sucipto, dan Wakil Wali Kota Tanjung Balai Drs H Ismail.

Rektor Isa Indrawan mengatakan, Unpab antara lain telah melakukan perubahan kurikulum konvensional kepada kurikulum berbasis Kualifikasi Kerangka Nasional Indonesia (KKNI). Kurikulum ini lebih menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan praktikal keilmuan yang berbasis pada studi kasus atau studi Lapangan.

“Dalam hal ini, proses belajar mengajar atau PBM lebih mengajarkan kepada mahasiswa jiwa riset dan mampu memecahkan masalah (problem solving) berdasarkan kasus dan tuntutan dunia kerja,” kata rektor.

Perubahan lainnya,  kata Isa Indrawan, mempersiapkan tenaga pengajar yang mampu menerjemahkan kebutuhan generasi milenial dengan berpegang teguh kepada empat cara pokok. Yakni pertama, mampu membangkitkan mahasiswa dengan cara encouraging ideas atau mendorong mereka menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatifnya.

Kedua, para tenaga pengajar mampu memberikan sentuhan modifying ideas atau menerima ide modifikasi dari Ide-ide mereka yang brilian. Ketiga, providing feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka.

“Cambukan ini begitu berdaya guna memastikan para generasi muda ini terus membara dengan motivasinya yang tinggi, sehingga mereka akan mulai mengaum kembali,” tutur rektor.

Dan keempat, give alternative and limited direction. Artinya, memberi kaum milenial alternatif dan arahan atau perintah yang terbatas. “Cara ini bisa digunakan jika ketiga cambukan di tersebut ternyata belum mampu membangkitkan semangat singa,” kata rektor beranalogi.

Di saat para sarjana mulai menggelia dan mampu bersaing secara global, masih kata rektor, maka pembekalan etika dan wawasan pertahanan terhadap keutuhan bangsa harus menjadi perhatian.

“Artinya, Unpab menyiapkan generasi unggul milenial yang mampu berfikir nasionalisme tinggi dalam rangka mempertahankan eksistensi Indonesia di mata dunia. Generasi milenial tidak boleh lengah terhadap setiap ancaman yang dapat memecah belah bangsa dengan segala pemahaman yang menyesatkan kehidupan bernegara,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Prof Kadirun Yahya, Dra Hj Yasmin Siti Khadijah. Menurutnya, generasi milenial saat ini dan akan datang harus punya jiwa dan kemampuan entrepreneur. “Kalian harus jadi GPLK (Generasi Pencipta Lapangan Kerja), bukan pencari kerja. Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, harus disertai dengan jiwa kewirausahaan, yaitu melawan dan tangguh, kreatif, serta inovatif,” katanya.

Adapun wisudawan terbaik, Sucipto dari Program Magister Ilmu Hukum dengan IPK 4,00, Dwi Yuda Syaputra dari Magister Manajemen IPK 3,85, Metha Novita Waruwu (Ilmu Hukum) IPK 3,93, Lia Aulia (Akuntansi) IPK 3,77, Rosmaini (Manajemen) IPK 3,89, Habibah Wahyuni          (Ekonomi Pembangunan) IPK 3,87, M Fadillah (Teknik Elektro) IPK 3,55, Agi Roansyah Yusda (Peternakan) IPK 3,71, Rika Maria (Agroteknologi) IPK 3,77, Nurul Ichsani Purba (Ilmu Filsafat) IPK 3,83, Wasniar (Pendidikan Agama Islam) IPK 3,93, dan Megawati (D-III Perpajakan) IPK 3,98.