Kuliah Umum Pangdam I/BB di UNPAB Bertema Proxy War

  • redaksi   Selasa, 25 Oktober 2016

Medan-UNPAB: Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan Mengadakan kuliah bersama Pandam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung dalam hal ini di wakilkan oleh Brigjen TNI Tiopan Aritonang, kegiata ini berlangsung di Gedung Makhtab 313 di mulai pada pukul 09:00 WIB. (Medan, 25 Oktober 2016)

Dalam kegiatan ini turut hadir Rektor UNPAB Bapak  Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E, M.M, Rektor I Bapak Ir. Bhakti Alamsyah, M.T, Ph.D, Rektor III  Bapak Samrin, S.E, M.M,  Dekan Perfakultas, Prodi Perfakultas, Dosen,dan 200 orang mahasiswa.

Dalam Kuliah Umum Bersama Pangdam I/BB ini mengangkat tema tentang  Proxy War, Seiring dengan perkembangan teknologi, sifat dan karakteristik perang telah bergeser, dimana saat ini kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara semakin kecil. Perang masa kini yang terjadi dan perlu diwaspadai oleh Indonesia, salah satunya adalah proxy war.

Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E, M.M menjelaskan “salah satu  poros utama bangsa adalah mahasiswa jadi jika secara langsung disampaikan oleh pihak Kodam I/BB dalam hal ini kasdam I/BB saya yakin ini kompetensinya sudah sangat luas menceritakan tentang kondisi Negara khususunya Proxy War, saya berterima kasih kepada kodam I/BB harapan kami kegiatan ini terus menerus dilakukan sehingga mahasiswa mendapat informasi terbaik.

Proxy war tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya, termasuk hukum

Tiopan Aritonang  menjelaskan, “proxy war merupakan sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal, Dalam proxy war, tidak bisa terlihat siapa lawan dan siapa kawan. “Dilakukan non state actor, tetapi dikendalikan pasti oleh sebuah negara,”.

ada banyak negara yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia melalui proxy war. Hal tersebut terjadi karena kesuburan tanah Indonesia, posisi geografis yang sangat strategis,serta memiliki kekayan alam hayati dan non hayati yang luar biasa.

“Kita harus bijak dan bersatu karena ancaman kedepan semakin kompleks dan nyata. Kita perlu antisipasi sejak dini,” ujar Tiopan Aritonang.

Tiopan Aritonang pun mengajak mahasiswa untuk siap menghadapi Indonesia Emas tahun 2045. Persiapan yang dilakukan, diantaranya melalui kebersamaan, militansi, memiliki kemauan keras, dan sering berkomunikasi.