KAJIAN TERHADAP STRUKTUR, KEBUTUHAN DAN OPTIMALISASI KARYAWAN PDAM TIRTASARI KOTA BINJAI, TAHUN 2013-2014.

  • adminfe   Minggu, 16 Nopember 2014

IUWASH bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi (FE-UNPAB) untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di daerah perkotaan di Indonesia. Secara umum tujuan dari IUWASH dan FE-UNPAB  adalah membantu Pemerintah Indonesia (GOI) untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) dalam bidang air minum dan sanitasi dengan cara meningkatkan akses ke layanan ini. Meskipun Pemerintah telah melaksanakan program-program pembangunan sarana dan prasarana pelayanan umum secara terus menerus, tetapi sekarang ini akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi masih rendah. Masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi masih relative tinggi, sekitar 30 persen.

Sekarang ini sumber Air yang dapat langsung diakses oleh masyarakat di banyak daerah sudah banyak yang tercemar, sehingga masyarakat banyak yang mengharapkan memperoleh pelayanan air perpipaan. Akan tetapi, masyarakat yang sudah memperoleh pelayanan air perpipaan masih rendah. Sehingga, untuk mencapai target MDGs, diperlukan percepatan pengembangan PDAM. Tantangan yang dihadapi antara lain adalah, masih banyaknya PDAM yang belum sehat (sekitar 65 persen dari 400 PDAM di Indonesia belum sehat), keterbatasan pembiayaan investasi untuk pembangunan prasarana, dan ketersediaan air baku.

Khusus untuk Kajian Terhadap Struktur, kebutuhan dan Optimalisasi Karyawan PDAM Tirtasari Kota Binjai, IUWASH akan bekerjsama dengan pihak ketiga untuk membantu melakukan pekerjaan tersebut melalui sebuah proses tender. Hasil yang diharapkan adalah: (a) Dua Juta orang yang tinggal di perkotaan mendapatkan akses layanan air minum yang aman; (b) 200,000 orang yang tinggal di perkotaan mendapatkan akses sanitasi yang layak; dan (c) biaya air per unit yang dikeluarkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah dapat diturunkan paling tidak 20%. Untuk mencapai tujuan di atas, program bantuan teknis ini dibagi menjadi tiga komponen utama yaitu: (1) Peningkatan Kebutuhan, (2) Meningkatkan Kapasitas Pelayanan, dan (3) Lingkungan Pendukung (Kebijakan, Tata Kelola Pemerintahan, Komitmen Politik dan Alternatif Pendanaan).

PDAM Tirtasari kota Binjai sebagai penyelenggara utama pelayanan air bersih saat ini sebagian besar kinerjanya kurang sehat, mengingat penyediaan air besih merupakan salah satu bidang strategis secara nasional, maka pemerintah melakukan upaya-upaya khusus untuk pengembangan penyediaan air bersih yang terkait dengan penyehatan PDAM.

Salah satu perangkat penilaian kinerja PDAM yaitu Pedoman Tata Cara Penilaian Kinerja yang terdiri dari Kepmendagri No.47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi, dan  BPPSPAM Penilaian Kinerja yang meliputi Aspek Keuangan, Aspek Manajemen dan Aspek Teknis.

Dari hasil penilaian kinerja PDAM dengan menggunakan Kepmendagri No.47 Tahun 1999, PDAM Tirtasari kota Binjai merupakan salah satu PDAM yang termasuk katagori kurang, dimana salah satu faktor penyebab yang paling signifikan adalah terlalu tingginya rasio karyawan terhadap Pelanggan, yaitu: sebesar 19,6 : 1000. Berarti jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan saat ini lebih dari 200%.

Selain itu produktivitas karyawan juga sangat rendah. Misalnya: Kemampuan baca meter : 50 pelanggan / orang / hari (Medan: 150 pelanggan/orang/hari). Cakupan pelayanan PDAM Tirtasari kota Binjai pada tahun 2011 adalah 23,17 %, sementara itu target MDGs tahun 2015 adalah sebesar 68,7%. Untuk mencapai target MDG’s, PDAM Tirtasari harus mampu menambah pelanggan, menjadi 32.000 sambungan pada tahun 2015.

Dari hasil kajian ini, diharapkan didapatkan rekomendasi terhadap Struktur Organisasi PDAM Tirtasari Kota Binjai yang baru, jumlah kebutuhan karyawan, deskripsi jabatan (Job Description), spesifikasi jabatan (Job Spesification), salah satu alternatif skenario adalah penurunan rasio tenaga kerja dengan Zero Growth (moratorium tenaga kerja) dengan tambahan pipa jaringan dan pelanggan, termasuk implikasi biayanya serta keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif skenario dari berbagai aspek di perusahaan PDAM Tirtasari Kota Binjai.

Kemudian PSP FE-UNPAB dalam hasil rekomendasi akan melakukan usaha mereduksi dampak sosial dari implementasi pekerjaan ini dengan beberapa pendekatan diantaranya Focus Group Discussion (FGD), Lokakarya/Workshop, baik pendekatan terhadap Aparat pemerintah kota dan pendekatan kepada karyawan yang terkena dampak diantaranya melalui beberapa pelatihan yang diadakan oleh PSP FE-UNPAB bekerjasama dengan Pemerintah Kota Binjai. Pendekatan ini juga dilakukan terhadap DPRD selaku legislatif dalam hal penambahan penyertaan modal serta mengusulkan hasil rekomendasi ini untuk bisa menjadi Peraturan Daerah (PERDA).

PSP FE-UNPAB dalam melakukan pendekatan terhadap Pemko Binjai dan DPRD Binjai didukung dari team PSP FE-UNPAB diantaranya Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Sc., Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM., Efrizal Adil, SE., MA., Rahmat Hidayat, SE., MM., Muhammad Toyib Daulay, SE., MM., Dr. H. Kasim Siyo, M.Si., Drs. H. Ali Syafril, SH., MAP., MH., Rahmadani Hidayatin, S.Psi. M.Kes (Psi)., dan Dr. H. Abdiyanto, SE., M.Si,. Begitu juga mahasiswa FE-UNPAB umumnya berasal dari Kota Binjai, sehingga beberapa program kemahasiswaan dan pengabdian masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi berlokasi di sekitar Kota Binjai.  Dan UNPAB sendiri juga telah melakukan MoU kerjasama dengan Pemko Binjai dalam program IPM. Sehingga keberadaan PSP FE-UNPAB di Kota Binjai tidak asing dan artinya sama dengan kota Binjai adalah bagian dari PSP FE-UNPAB itu sendiri.

 


File: Robby Darwis/2014


unpab